Mengenal Astronomi Klasik Versi Kitab Khulashotul Wafiyyah

Siapa sangka kalau pengetahuan kita selama ini mengenai konsep heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya) ternyata memiliki sejarah panjang nan kelam. Dalam sejarah tercatat, perkembangan dari keyakinan geosentris menuju heliosentris nyatanya tidak semulus seperti yang kita bayangkan. Sebab, peralihan keyakinan tersebut melibatkan banyak pihak, mulai dari otoritas agama (gereja), masyarakat, hingga ilmuwan.

Pemahaman mengenai geosentris (bumi sebagai pusat semesta) ternyata juga sempat ilmuwan muslim anut pada masa itu. Di antara tokoh-tokoh terkenal yang menganut paham geosentris adalah Al-Khawarizmi, penemu angka nol dan perhitungan aljabar; Abi Yusuf Ya’qub Al-Kindi; Muhammad bin Jabir bin Sinan atau Al-Battani; serta Al-Farabi.

Di kitab ini kita akan diajak berkenalan dengan astronomi klasik oleh KH. Zubair Umar dan juga bagaimana cara menghitung arah kiblat, waktu salat hingga awal bulan.

Namun sebelum itu semua, terlebih dahulu KH. Zubair memulai dengan mengenalkan karakteristik dan hukum mempelajari  ilmu tersebut. Nama ilmu ini adalah ilmu hisab dan ru’yah, yang juga dikenal dengan ilmu falak dan miqat.

Karakteristik dan Hukum Mempelajari Ilmu Falak.

Ilmu Falak  merupakan salah satu cabang ilmu astronomi (al-Hay’ah). Dalam tradisi Arab, ilmu yang disebut “astronomi” oleh bangsa Yunani terbagi menjadi tiga cabang: washfi, thabi’i, dan amali.

  1. Ilmu astronomi (al-Washfi):
    Ilmu yang membahas keadaan benda-benda langit, seperti gerakan, titik terbit, cara pergerakan, ketinggian, penurunan, durasi siang dan malam, bulan, tahun, hilal, gerhana, dan sebagainya.
  2. Ilmu astronomi (al-Thabi’i):
    Ilmu yang mempelajari sifat benda-benda langit dari segi pengaruhnya terhadap peristiwa tertentu, sebab-musababnya, dan hukum-hukum yang terkait dengannya. Ilmu ini dikenal juga dengan nama ilmu astrologi atau ilmu peramalan (al-Ahkam). Dan ilmu astronomi jenis ini yang diharamkan dalam Islam.
  3. Ilmu astronomi (al-Amali):
    Ilmu yang mengajarkan cara mencapai pemahaman tentang kedua cabang ilmu sebelumnya dengan menggunakan alat seperti bola langit (astrolab), kuadran, tabel astronomi, logaritma, dan sebagainya. Ilmu inilah yang menjadi fokus dalam kitab ini.

Menurut KH. Zubair Umar,. Mempelajari ilmu astronomi dihukumi sebagai fardhu kifayah. Namun, dalam kondisi tertentu, ilmu ini bisa menjadi fardhu ‘ain. Misalnya, jika seseorang hendak bepergian ke daerah yang jauh dari ahli arah kiblat, maka memahami dalil-dalil kiblat menjadi wajib baginya.

KH. Zubair Umar mengutip dari pendapat Imam Ibnu Hajar dalam Fath al-Jawad yang menyatakan:
“Mempelajari dalil-dalil arah kiblat saat hendak bepergian ke tempat yang minim ahli penunjuk arah kiblat adalah fardhu ‘ain. Sedangkan di daerah yang banyak ahli penunjuk kiblat, hal ini menjadi fardhu kifayah.”

Ilmuwan Muslim dan Paham Geosentris

Dalam kitab Khulashotul Wafiyyah disebutkan bahwa paham geosentris pertama kali dipopulerkan oleh Ptolemaeus. Ia mengemukakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta, dan seluruh benda langit bergerak mengelilinginya. Pendapat ini diterima luas oleh banyak kalangan pada masa itu, termasuk ilmuwan Muslim.

Namun, Pythagoras dari Italia yang hidup setelah masa Ptolemaeus memiliki pandangan berbeda. Ia berpendapat bahwa bintang-bintang dan benda langit lainnya bergerak dalam orbit masing-masing, dengan matahari sebagai pusat alam semesta.

Pandangan ini belum terkenal pada zamannya hingga munculnya tokoh-tokoh ilmuwan besar lainnya yang mendukung pandangan heliosentris ini.
Ilmuwan Muslim yang hidup di masa kejayaan peradaban Islam juga turut menganut pandangan geosentris yang diperkenalkan oleh Ptolemaeus. Di antara tokoh-tokoh terkenal yang menganut paham ini adalah:

  1. Al-Khawarizmi, penemu angka nol dan perhitungan aljabar, yang juga mengembangkan tabel-tabel astronomi berdasarkan model geosentris.
  2. Abi Yusuf Ya’qub Al-Kindi, filsuf besar yang menulis banyak karya tentang astronomi dan kosmologi.
  3. Al-Battani (Muhammad bin Jabir bin Sinan), yang menyempurnakan perhitungan gerak benda langit dan menghasilkan tabel astronomi akurat, bahkan menjadi rujukan ilmuwan Barat.
  4. Al-Farabi, filsuf dan ilmuwan Muslim yang membahas astronomi dalam konteks filsafat alam.

Para ilmuwan ini tidak hanya menerima pandangan Ptolemaeus, tetapi juga mengembangkannya melalui observasi dan perhitungan yang lebih rinci. Hasil karya mereka, seperti tabel astronomi dan metode perhitungan gerhana kemudian menjadi rujukan penting bagi peradaban Islam dan Eropa pada masa itu.

Kisah Copernicus dan Munculnya Paham Heliosentris

Setelah paham geosentris, kemudian muncullah seorang pria bernama Copernicus pada tahun 1530 Masehi. Ia mahir dalam ilmu matematika dan mengabdikan dirinya pada ilmu astronomi, pengamatan (rasyad), dan hikmah.

Selain itu, terdapat pula seorang pria dari Denmark bernama Tycho Brahe yang hidup pada tahun 1582 M, seorang ilmuwan lain dari Jerman bernama Kepler pada tahun 1645 M, dan seorang ilmuwan dari Italia bernama Galileo pada tahun 1649 M.

Mereka semua kembali kepada pandangan yang dianut oleh Pythagoras, yang berpendapat bahwa matahari adalah pusat dunia, sementara bumi dan benda-benda langit lainnya berputar mengelilinginya. Urutannya adalah Merkurius, Venus, kemudian bumi (yang diikuti oleh bulan), lalu Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Mereka mendukung pandangan ini dengan menerapkannya pada kaidah-kaidah ilmu matematika dan menjadikan ilmu astronomi berdasarkan fondasi yang nyata. Ketika Copernicus mempublikasikan pendapatnya dalam sebuah kitab berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Pergerakan Benda-Benda Langit), ia dihadapkan pada sidang oleh Dewan Gereja Katolik di Roma.

Gereja memvonisnya sebagai sesat dan ateis. Mereka melarang penyebaran kitabnya dan mencegah orang untuk membacanya. Bahkan, jika memungkinkan, mereka akan membakar Copernicus bersama kitabnya. Meski demikian, kitab tersebut malah menjadi terkenal, dan pandangan Copernicus tersebar hingga akhirnya dikenal secara luas.

Perkembangan Ilmu Astronomi dan Penemuan Newton

Kemudian, mendekati abad ke-18, Isaac Newton menemukan prinsip gravitasi universal yang mengatur semua gerakan benda-benda langit. Ia menjelaskan dan menetapkan hukum-hukum tersebut secara rinci. Penemuan Newton ini kemudian diperkuat oleh ilmuwan Prancis bernama Laplace, yang memperkuat dan menyempurnakan teori-teori gravitasi melalui perhitungan matematis yang akurat.

Lalu, orang-orang mulai memperhatikan ilmu astronomi dengan lebih serius berdasarkan metode baru ini. Cara ini menjadi cara yang dikenal luas di kawasan Eropa dan disebut sebagai “sistem astronomi modern”, meskipun pada hakikatnya sistem ini adalah lanjutan dari apa yang sebelumnya dikenal sebagai “sistem lama”.

Tidak ada perbedaan besar antara sistem lama dan baru. Tentang gagasan bahwa bintang-bintang tetap (seperti rasi bintang dan bintang lainnya) adalah benda yang bersinar dengan cahaya sendiri.

Namun, sistem lama menyatakan bahwa bintang-bintang tetap berada di langit ke-8, sedangkan sistem baru menyatakan bahwa mereka tersebar di berbagai langit yang berjauhan satu sama lain.

Menurut sistem baru, bintang-bintang itu adalah matahari seperti matahari kita, dengan cahaya yang bersumber dari dirinya sendiri, dan sebagian bahkan lebih besar dari matahari kita.

Pada akhirnya, uraian panjang tersebut hanyalah sekelumit sapaan yang KH. Zubair jelaskan dalam mukaddimah. Di dalam kitabnya masih ada berbagai ilmu dan tata cara perhitungan tentang ilmu falak mulai dari urfi hingga hakiki.

Loading

Industrialisasi, Polusi Cahaya, dan Pudarnya Pesona Langit Malam

Pernahkah dewasa ini sekali-kali kita memperhatikan langit? Kemudian membandingkannya dengan pengamatan kita sewaktu kita masih kecil? Nampak ada yang berubah bukan?

Bintang yang waktu kita kecil terlihat berpendar di semua sudut langit sekarang sudah tak terlihat. Langit yang dulunya begitu indah dihiasi bintang-bintang gemerlap sekarang sudah jarang kita jumpai lagi.

Langit malam menyajikan kita pemandangan yang begitu memukau, seperti taburan Bintang-bintang, planet dan berbagai objek lainnya. Dahulu, semua orang bisa dengan mudah melihat berbagai objek langit dengan begitu mudah dengan kasat mata.

Namun dewasa ini jutaan orang di dunia tidak bisa lagi melihat beberapa objek langit termasuk galaksi Bimasakti tempat mereka tinggal sendiri. Bahkan, Kini 1 dari 3 penduduk bumi itu tidak pernah melihat bentangan galaksi Bima Sakti (Falchi, 2016).

Langit tanpa polusi cahaya

Langit dengan polusi cahaya

Sebenarnya ada banyak hal yang dapat memengaruhi mengapa galaksi Bima Sakti dan bintang-bintang lain sekarang sudah jarang terlihat. Namun faktor paling dominan penyebab tersekatnya keindahan langit malam dengan penglihatan kita adalah adanya light pollution (polusi cahaya) yang kian parah (Maryam, 2021).

Penggunaan Cahaya buatan yang meningkat dan meluas di malam hari  tidak hanya mengganggu pandangan kita tentang alam semesta,tetapi juga memengaruhi lingkungan, keamanan, konsumsi energi, dan Kesehatan kita.

 

Polusi Cahaya

Fakta yang sudah umum kita jumpai adalah bertebarannya cahaya-cahaya buatan di langit-langit kota tempat kita tinggal. Banyak pencahayaan yang digunakan secara berlebihan, tidak efisien, tidak terlindung dengan benar dan dalam banyak kasus, cahaya sama sekali tidak digunakan. Sering kali cahaya buatan itu tumpah ke langit dan tidak menerangi tempat yang dituju.

Polusi cahaya merupakan salah satu gejala perubahan lingkungan yang terhitung cepat dan luas. Di sebagian negara industry, adanya lampu buatan di berbagai tempat mengakibatkan kabut cahaya yang memenuhi langit malam sehingga mengaburkan cahaya alami dari Bintang dan objek langit lainnya.

Polusi cahaya sekarang ini telah membuat hal paling penting dari peradaban dan kebudayaan kita terkikis, menjadikan keindahan langit malam sebagai suatu asset yang langka dan mahal untuk di akses.

Selain berdampak pada kaburnya objek langit, polusi cahaya juga berdampak kehidupan satwa seperti penyu dan serangga, yang saat berkembangbiak harus menemukan tempat gelap. Atas dasar pemikiran itulah kemudian dideklarasikan Pertahanan Langit Malam dan Hak Atas Cahaya Bintang pada tahun 2007.

Deklarasi ini secara spesifik menyatakan bahwa “Langit malam yang tidak terpolusi yang memungkinkan kenikmatan dan kontemplasi cakrawala harus dianggap sebagai hak [manusia yang tidak dapat dicabut] yang setara dengan semua hak sosial-budaya dan lingkungan lainnya.

Deklarasi tersebut dikukuhkan pada acara “Starlight Conference” yang diselenggarakan di La Palma pada tahun 2007. Agenda terkait pelestarian langit malam gelap digalakan oleh UNESCO, International Astronomical Union (IAU), UN-World Tourism Organisation (UNWTO) dan Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC), dengan dukungan dari beberapa program internasional dan konvensi seperti World Heritage Convention (WHC), Convention on Biological Diversity (CBD), Ramsar Convention on Wetlands, Convention on Migratory Species (CMS), Man and the Biosphere (MaB) Programme, dan European Landscape Convention.

 

Komponen Polusi Cahaya

Polusi cahaya memiliki beberapa komponen diantaranya adalah:

1. Skyglow (pendar cahaya malam)

Ini berasal dari cahaya buatan berlebih yang terpancar ke atas atau yang terpantul ke atas (pendaran sekunder) kemudian dihamburkan oleh aerosol seperti awan dan bulir air atau partikel kecil seperti polutan di atmosfer.

Sumber : https://bosscha.itb.ac.id/)

2. Glare

Glare atau silau adalah sensasi visual yang dialami seseorang ketika cahaya menyimpang, cahaya di bidang visual, lebih besar dari cahaya yang dapat diadaptasi oleh mata.

Sumber :https://bosscha.itb.ac.id/

3. Light Tresspass

Light trespass atau cahaya luber disebabkan oleh cahaya jatuh di tempat yang tidak dimaksudkan atau dibutuhkan sehingga paparan dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan.

Sumber : https://bosscha.itb.ac.id/

4. Clutter

Clutter adalah pengelompokan sumber cahaya yang terang, membingungkan dan berlebihan.

Sumber : https://bosscha.itb.ac.id/

 

Industrialisasi penyebab polusi cahaya

industrialisasi secara umum adalah suatu kondisi perubahan sosial ekonomi dari agraris menjadi industri. Kondisi ini ditandai dengan adanya fokus terhadap kegiatan ekonomi yang beragam (spesialisasi) serta gaji dan penghasilan yang meningkat (Irfan & Laily, 2016).

Dengan berubahnya sosial ekonomi agraris menjadi industri, pembangunan mulai digalakkan di mana-mana. Sebab, dalam mengolah, memproduksi, dan memasarkan diperlukan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai.

Dalam hal ini cahaya adalah salah satunya.  Cahaya reklame, iklan dan sorot lampu yang berlebih oleh pelaku industri untuk menarik pelanggan kerapkali membuat kabut cahaya di langit. Lampu buatan industri olahraga seperti stadion juga turut menyumbang sejumlah polusi cahaya.

Sumber :https://Specture.id/

Kemudian, dapat kita simpulkan bahwa semakin dunia menuju industrialisasi, polusi cahaya akan semakin bertambah. Area pegunungan, persawahan, dan hutan yang awalnya cukup gelap untuk menikmati langit perlahan mulai terganti dengan gedung industri.

Meskipun demikian, bukan berarti semua polusi cahaya disebabkan oleh industrialisasi. Perilaku sehari-hari masyarakat secara tidak langsung turut menyumbang polusi cahaya meski hanya sedikit. Penggunaan kap lampu dalam penyinaran dapat meminimalisasi terhamburnya cahaya ke tempat yang tidak perlu.

Mematikan lampu yang tidak digunakan juga merupakan pilihan paling bijak bagi kita yang belum tergerus arus industrialisasi. Jika bukan kesadaran kumulatif dari kita bersama, siapa lagi yang akan peduli dengan  pesona langit malam?

 

Artikel ini telah terbit di kolom Semesta Falak Majalah Justisia edisi 55 tahun 2024

 

 

Referensi :

Beik, Irfan.S, & Arsyianti, Laily.D,. Ekonomi Pembangunan Syari’ah. Depok: RajaGrafindo Persada, 2016

Maryam, S. (2021). Kecerlangan langit dan polusi cahaya. Buletin Cuaca Antariksa10(1), 20-22.

https://bosscha.itb.ac.id/id/publik/polusi-cahaya/

Loading

URGENSI MEMPELAJARI ILMU FALAK

Ilmu falak? ya ilmu falak, mungkin diantara kita bertanya-bertanya ilmu apa itu kok baru tau ada ilmu yang begituan, kok seram amat namanya pasti sulit ni……begitulah kira-kira pandangan ketika seseorang mendengar nama ilmu falak pertama kalinya, ya memang nama ilmu falak ini tidak begitu familiar ditelinga kita wajar saja pandangan orang demikian terhadap ilmu falak ini. Lalu timbul pertanyaan dibenak kita apa sih ilmu falak itu sebenarnya? kenapa orang yang mau mengkaji ilmu falak ini begitu sedikit? Apa betul ilmu ini sangat sulit untuk dikuasai sehingga orang yang ahli dalam bidang ini pun menjadi langkah?.

Ilmu yang cenderung dianggap sulit oleh orang-orang, sehingga yang menguasainya pun sangat sedikit sehingga mengakibatkan  ilmu ini menjadi langkah, bagaimana tidak karena ilmu falak ini termasuk rumpun ilmu matematik yang menjadi momok tersendiri bagi para penuntut ilmu, padahal sejatinya ilmu ini sangat dibutuhkan sekali dalam kehidupan sehari-hari terlebih lagi dalam hal ibadah karena pada dasarnya pokok pembahasan ilmu falak ini berkaitan erat dengan penentuan arah kiblat, penentuan awal waktu sholat, penentuan awal bulan, dan juga penentuan gerhana baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan,

Dengan mempelajari dan menguasai ilmu ini, kita dapat mengetahui kapan seharusnya kita melaksanakan sholat, kita juga dapat mengetahui arah kiblat yang benar sehingga sholat kita menjadi sah, karena menghadap kiblat merupakan salah satu syarat dari sahnya sholat, kita juga bisa mengetahui kapan seharusnya kita memulai puasa dan kapan seharusnya kita mengakhiri puasa sehingga tidak ada lagi perdebatan yang terjadi setiap tahunnya, kita juga bisa mengetahui kapan waktunya kita melaksanakan sholat sunnah gerhana dan masih banyak lagi.

Walaupun jurusan ini terkesan sangat spesifik, jangan takut akan peluang kerja untuk masa yang akan datang, disini kita tidak hanya terbatas belajar astronomi ataupun benda langit saja, tetapi kita nantinya juga bakal mengkaji hukum islam, artinya peluang kerja dari jurusan ini tidak terbatas disatu bidang saja. Terlebih lagi lulusan ilmu falak di Indonesia terbilang masih langkah, hal ini disebabkan jurusan tersebut hanya tersedia di beberapa kampus saja, oleh karenanya kita akan punya keahlian spesifik sebagai modal untuk bersaing didunia kerja.

Muhammad Muhaimin Thohri

Loading

BENTUK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, CSSMoRA UIN WALISONGO ADAKAN FALAK ROADSHOW

Roadshow falak
roadshowfalak2
Roadshowfalak3
previous arrow
next arrow

Cssmorawalisongo – Departemen Pemberdayaan Pesantren dan Pengabdian Masyarakat (P3M) CSSMoRA UIN Walisongo periode 2023-2024, melaksanakan Falak Roadshow di Pondok Pesantren Assalam Kudus pada Sabtu (11/11/2023). Acara tersebut bertemakan “Langitkan Ilmu, Wujudkan Karya, Menuju Generasi Emas Indonesia” bertujuan untuk mengenalkan keilmuan Falak kepada masyarakat.
Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari santriwan dan santriwati kelas XII Pondok Pesantren Assalam, dengan tujuan pembekalan dan pemantapan perihal keilmuan Falak sebelum mereka lulus. Acara tersebut dimulai dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran, menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars CSSMoRA dan sambutan-sambutan, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh beberapa narasumber.
Materi pertama membahas mengenai pengenalan Ilmu Falak berkenaan dengan pengertian falak dan astronomi, agar peserta dapat memahami dasar-dasar Ilmu Falak. yang dismpaikan langsung oleh koordinator P3M, yaitu Zaki Al-aziz.
Materi kedua disampaikan oleh Ilham Awaludin, anggota CSSMoRA UIN Walisongo, dengan pembahasan perhitungan waktu salat. Menurutnya, perhitungan waktu salat sangat penting untuk diketahui, karena hal tersebut berkaitan langsung dengan ibadah.
Selanjutnya, pada materi ketiga membahas praktek pengukuran arah kiblat yang dijelaskan oleh Daviq Nuruzzuhal, anggota CSSMoRA UIN Walisongo. Pada praktek tersebut, dijelaskan tata cara mengukur kiblat dengan empat alat, yaitu Teodolit, Istiwaa’in, Mizwala dan kiblat Tracker.
Acara tersebut diakhiri dengan kegiatan pengamatan benda langit sekaligus pemasangan teropong yang disampaikan oleh Munawir, anggota CSSMoRA UIN Walisongo. Namun, dikarenakan kondisi cuaca yang kurang mendukung membuat pengamatan langit menjadi kurang kondusif.
“Sangat disayangkan, pada malam ini cuacanya tidak begitu mendukung, sehingga kita kurang maksimal saat mengamati benda-benda langit” ujar Munawir.
Namun, kondisi tersebut tidak menurunkan semangat mereka untuk tetap melaksanakan pengamatan langit. “Tujuan inti Falak Roadshow yaitu agar Ilmu Falak lebih dikenal oleh khalayak umum, mengingat banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Ilmu Falak, apapun kondisinya kita harus tetap semangat” ujar Wahyudi Arafah, ketua umum CSSMoRA UIN Walisongo.
Di setiap kesempatan, tentunya ada kebaikan. Teman-teman UIN Walisongo berharap semoga dengan adanya Falak Roadshow ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Ilmu Falak tidak hanya dikalangan pelajar, tetapi juga masyarakat luas. Dengan demikian, terbentuklah kesadaran bahwa pentingnya pemahaman tentang Ilmu Falak dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Loading

FALAK NUSANTARA EDISI JAWA

Semarang, CSSMoRA  Organisasi Penerima Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) atau lebih dikenal dengan CSSmoRa mengadakan acara NGOPI Ke-19 (Ngobrol Pintar) tentang hal hal yang berkaitan dengan dunia astronomi dan falak pada hari Minggu, 24, April ,2022.

Pada kesempatan kali ini NGOPI ke 19 yang diadakan oleh organisasi CSSMoRa mengusung tema Falak Nusantara Edisi Jawa dan dilakukan secara Online melalui via Google meet dengan menyajikan Narasumber yang kapasitas dan kredibiitasnya tidak diragukan lagi dalam hal Ilmu Hai’ah atau ilmu Falak, beliau adalah Alfan Maghfuri, M.HI (Alumni CSSMoRa UIN Walisongo Semarang 2014 serta Sekertaris Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro masa khidmat 2019-2024).

Dalam pembahasan materi, Narasumber membahas dan menerangkan historiografi falak di tanah Jawa dengan membagi beberapa tahap, yakni : tahap sebelum era hakiki, tahap haqiqi taqribi, tahap era haqiqi taqribi, tahap era kontemporer. “jadi ada beberapa hal yang harus kita tekankan dalam falak di tanah Jawa yakni Tahap tahap historiografi falak itu sendiri dengan melihat tokoh tokoh falak pada zamanya atau turots turots yang dikarang oleh beliau-belliau” Ujarnya
Pada acara ini para peserta juga sangat antusias. Hal ini terbukti adanya diskusi menarik dan saling tukar pertanyaan dan pendapat antara peserta dan penyaji. Dengan adanya diskusi falak atau acara NGOPI ini besar harapan semoga Khazanah Islam khususnya Falak di Nusantara tetap eksis dan tidak terlupakan.

 

-Red Departemen Hubungan Dalam

Loading

KAJIAN FALAK CSSMoRA

Kajian Falak CSSMoRA telah terlaksana secara online via g meet, kegiatan ini dimulai pada tanggal 26 September 2021 dan diakhiri pada tanggal 23 April 2022. Kajian Falak CSSMoRA (KFC) merupakan pengembangan skill yang ditujukan kepada umum dengan materi-materi yang sangat menyenangkan, yang bisa membuat otak dan kepala berfikir lebih cepat dan lebih semangat. kegiatan ini diisi oleh pemateri-pemateri yang kece dari anggota CSSMoRA aktif 2017 dan 2018. Pada materi-materi yang di diskusikan di bagi menjadi beberapa pertemuan agar mempermudah mengolah informasi berat kepada system kerja otak manusia.

Kajian Falak CSSMoRA (KFC) dilaksanakan sebanyak 7 kali pertemuan dengan 3 materi yaitu : pengenalan ilmu falak, menghitung awal waktu sholat dan perhitungan awal bulan qomariyah. Saat melaksanakan KFC ini, para partisipan sangat antusias karena dimulai saat masih pandemic, jadi sangat membantu dalam pengenalan falak bagi mahasiswa yang belum mendalam mengetahui falak atau mengulang materi yang lalu.

Meteri pertama disebut KFC#1 yang terlaksana pada tanggal 26 September 2021. Di materi pengenalan ilmu falak diisi oleh pemateri dari CSSMoRA UIN WS angkatan 2018, yaitu kk Nuril Fathoni Hamas,yang di moderator oleh Muh. Fadhil anggota CSSMoRA UIN WS angakatan 2019. pada materi ini peserta diberi pengertian mengenai ruang lingkup falak dan sejarahnya serta apa saja yang dibahas dalam ilmu ini. Materi pertama di habiskan dalam sekali pertemuan, karena masih berupa abstrak dari apa yang akan dijelaskan pada materi selanjutnya.

Pada materi kedua yang disebut KFC#2 yang terlaksana pada tanggal 09 Oktober 2021 dengan pembahasan perhitungan awal waktu sholat, materi ini diisi oleh pemateri dari CSSMoRA UIN WS angkatan 2017, kk Nur Imani Surur. Pada materi ini, dibagi menjadi 2 kali pertemuan, pertemuan pertama di moderator oleh Firginita Wirna Mokoginta anggota CSSMoRA UIN WS angakatan 2019, membahas mengenai  bagaimana cara mencari awal waktu sholat subuh, zuhur dan ashar. Kemudian, pada pertemuan kedua di moderator oleh Afifah Mulya Alamsyah anggota CSSMoRA UIN WS angakatan 2019, pada tanggal 17 Oktober 2021 melanjutkan mencari awal waktu sholat maghrib, isya, dhuha dan Tanya jawab mengenai perhitunganya. Di materi kedua ini juga peserta di minta untuk menyiapkan alat perhitungan seperti kalkulator scintefic.

Pada materi ketiga yang disebut KFC#3 yang terlaksana pada tanggal 09 April 2022 dengan membahas perhitungan awal bulan qomariyah, materi ini diisi oleh CSSMoRA UIN WS angkatan 2017, kk Muammar Khamdani. Pada materi ini, dibagi menjadi 4 pertemuan. Dimana pertemuan pertama yang di moderator oleh Afifah Mulya Alamsyah anggota CSSMoRA UIN WS angkatan 2019, membahas mengenai perkenalan hisab awal bulan qomariyah dan menghitung perkiraan akhir bulan Romadhan yang pada kesempatan tersebut, kita sedang dalam bulan itu. Kemudian pada pertemuan kedua, yang di moderator oleh Ahmad Farhan Makmur anggota CSSMoRA UIN WS angakatan 2021, yang dilaksanakan tanggal 16 April 2022 melanjutkan materi pertama,pada pertemuan ini, membahas ijtima’ akhir romadhan hingga posisi dan keadaan hilal. Kemudian, pada pertemuan ketiga, yang dimoderator oleh Julia Natasya anggota CSSMoRA UIN WS angakatan 2021 yang dilaksanakan tanggal 23 April 2022 yang melanjutkan materi kedua, posisi dan keadaan hilal hingga selesai.

Red Departemen Hubungan Luar

Loading

FALAK NUSANTARA EDISI SUMATERA – NGOBROL PINTAR #18

CSSMoRA UIN Walisongo Semarang mengadakan rutinan Ngopi (Ngobrol pintar) ke 18, acara tersebut merupakan program kerja dari DHD (Departemen Hubungan Dalam). Adapun tema pada Ngopi kali ini, kami mengangkat tema “Falak Nusantara Edisi Sumatera”. Tema tersebut diambil mengingat betapa pentingnya mempelajari Ilmu Falak Nusantara terutama di daerah khusus Sumatera. Sehingga kita bisa mendapatkan wawasan tentang Falak Nusantara.

Pemateri kali ini merupakan alumni CSSMoRA angkatan 2013, yang berasal dari Sumatera (Jambi) yaitu kak Unggu Suryo Ardi yang tentunya sangat paham dalam ilmu Falak terutama Falak Nusantara di Sumatera, karena beliau juga mengambil jurusan ilmu Falak di Universitas UIN Walisongo.

Kak Unggul juga memberikan closing statement nya yang berupa motivasi-motivasi kepada adek-adeknya supaya tetap semangat dan juga meningkatkan semangat membaca terutama mencari literasi-literasi dalam membaca, karena wawasan itu sangat penting bagi kita semua yang akan menjadi bekal untuk kedepannya. Dan kak Unggul juga memberikan semangat dalam menghadapi setiap masalah. Ketika nanti akan mendapatkan jenjang di semester akhir. Dan mendorong mahasiswa yang terus semangat dalam dunia pendidikan.

Beliau menyampaikan materi Falak Nusantara kepada peserta Ngopi terutama Falak Nusantara di Sumatera mulai dari tokoh-tokoh Falak yang mengembangkan Falak di Sumatera dan teori pengetahuan tentang wawasan Falak tentunya. Hal tersebut juga memberikan banyak pengetahuan kepada peserta dan menambahkan lebih dalam tentang Falak tersebut, dan memberikan wadah supaya bisa terus semangat dalam belajar.

Peserta merasa senang bisa berdiskusi langsung kepada kak Unggul. Karena telah memberikan begitu banyak motivasi tentang membaca belajar dan tidak hanya itu, dalam Ngopi tersebut peserta juga mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan wawasan tentang Falak Nusantara, Terutama Falak Nusantara di Sumatera.

 

-Red Departemen Hubungan Dalam

Loading

WEBINAR FALAK NASIONAL DALAM RANGKA DIES NATALIS CSSMORA UIN WALISONGO KE 14

Semarang, Dalam rangkaian Dies Natalis ke-14 CSSMoRA UIN Walisongo Semarang, Talk Show yang dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2021 menjadi puncak dari rangkaian Dies Natalis secara online melalu zoom cloud meeting.

Dalam acara ini panitia mengusung tema Falak, yaitu “Implementasi Kriteria Jakarta 2017”, dan mengundang beberapa narasumber luar biasa diantaranya yakni KH. Ahmad Izzuddin selaku ketua asosiasi dosen Falak Indonesia (Asfi) yang pada kesempatan kali ini menyampaikan materi dalam perspektif fikih, kemudian pak KH. Slamet Hambali selaku wakil ketua LFPBNU yang menyampaikan materi dalam perspektif Nahdhatul ulama, selanjutnya ada pak Thomas selaku kepala lapan pada tahun 2014 -2021 yang membawakan materi menurut perspektif Astronomi, juga pak H. Ismail Fahmi selaku Kasubdit Hisab Rukyat yang membawakan materi menurut perspektif Kementrian Agama, dan yang terakhir H. Syarief Ahmad Hakim selaku wakil ketua dewan hisab rukyat PP Persih yang membawakan materi menurut perspektif Persih. Dan acara talk show ini di pandu oleh moderator yang juga merupakan alumni CSSMoRA UIN Walisongo Semarang tahun 2008 sekaligus dosen UIN Walisongo yakni bapak Nur Hidayatullah.

Acara talk Show Nasional yang di gelar sebagai puncak Dies Natalis ke-14 ini di buka untuk umum, yang mana pesertanya tidak hanya dari anggota CSSMoRA UIN Walisongo, akan tetapi juga banyak dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum juga dosen di luar UIN Walisongo.

Dalam acara Talk Show Nasional ini juga mengundang Bapak Waryono Abdul Ghofur selaku Direktur PD PONTREN sebagai Keynot Speaker, namun karena beliau berhalangan hadir sehingga hanya bisa ikut bergabung sebentar dan mewakilkan Keynot Speaker beliau ke bapak basnang said selaku Kasubdit… dimana dalam kesempatan kali ini menyampaikan selamat atas terselenggaranya acara Dies Natalis yang ke-14. Dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pengelola. dan titipan dari bapak dirjen bahwa “Mahasantri pbsb ini tidak sama dari mahasiswa lainya karena memili gelar berprestasi sehingga gelar inilah yang harus dipertahankan, oleh karenanya prestasi baik akademik maupun non akademik harus di tunjukkan kualitasnya”. Sehingga beliau berharap bahwa kampus kampus ini di warnai oleh Mahasantri pbsb yang bisa menduduki kursi Dema dll, tidak hanya besar di dalam tempurung. Beliau juga berharap bahwa 4 tahun ini digunakan dengan baik, dengan melatih skill terutama dalam kepemimpinan, bahwa IPK itu merupakan salah satu indikator keberhasilan tapi sesungguhnya indikator yang mengantarkan menjadi orang sukses adalah keberadaan, pengalaman dan juga berorganisasi, karena pengalaman pengalaman itu yang didapatkan dikampus. Beliau juga berharap bahwa Mahasantri harus menguatkan bahasa asing karena kemungkinan pada 2022 LPDP akan di kelola oleh kementerian agama. Dalam aturan yang belum tertulis tapi ada komitmen ingin melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 maka bisa menunjukkan ke kementerian agama dan pengabdiannya bisa dimanapun asalkan tetap menjalin silaturahmi dengan pondok asal. Beliau juga menggagas beasiswa S1 bisa melanjutkan S2 dengan harapan dapat mengabdikan diri dan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan, memanfaatkan waktu dengan baik. Terakhir beliau memberikan pesan untuk bijak dalam ber medsos, kuatkan literasi, sayangi masa depanmu jangan seenaknya memposting hal hal yang bisa merusak masa depan. Kecerdasan tidak penting dalam sebuah bangsa, dalam konteks bahwa negara membutuhkan orang yang cerdas tetapi pada sisi yang lain lebih membutuhkan orang yang loyal terhadap bangsa, lebih baik bila tidak ada pilih memilih orang yang biasa saja tetapi loyal yang kemudian bisa di didik menjadi pintar. Kecerdasan memang terdepan tapi tetap harus ada komitmen dan mencintai tanah air. Beliau juga sering menyampaikan kepada ketua CSSMoRA untuk mempertimbangkan kembali kata CSSMoRA tidak apa apa lagu dan lain lainnya tetap, tetapi dalam praktek admistrasi surat menyurat menggunakan aturan presiden dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar termasuk organisasi, apalagi kita bagian kementerian agama bagian dari negara. Beliau berharap sebelum pergantian pengurus CSSMoRA Nasional sudah tercetuskan nama agar bisa segera diwujudkan. Pesan terkhusus untuk angkatan 2018 agar segera menyelesaikan pendidikan nya karena negara tidak akan menanggung bila tidak lulus tetap waktu, karena negara tidak mau menanggung bila tidak selesai pada semester 8. Sebagai penutup sambutannya mengucapkan selamat harlah CSSMoRA, dari CSSMoRA lahir pemimpin yang bangsa hebat yang diantara dari jurusan Ilmu Falak. Ilmu Falak adalah ilmu sepanjang masa, maka perinovasilah agar Ilmu Falak cakupannya lebih luas.
Tak lupa bapak Moh Hasan selaku pengelola pbsb UIN Walisongo Semarang Dalam sambutannya beliau mengatakan Bahwa banyak doa, harapan serta ucapan dari para guru, kiyai serta pembina dan yang lainnya silahkan hal ini diresapi dicatat dengan baik dan di implementasikan, beliau juga mengapresiasi panitia juga pengurus yang telah berjibaku sehingga acara ini terlaksa dengan baik meskipun ada sedikit kendala, beliau juga mengungkapkan Terima kasih banyak kepada kementerian agama yang sampai saat ini masih memberikan dukungan yang luar biasa, dan semoga bisa menjadi berkah untuk teman teman yang belajar di UIN Walisongo melalui jalur PBSB, beliau juga mengatakan sebagai mukhasabah kita harus bisa melakukan peningkatan kwalitas diri melalu prestasi, organisasi dan kegiatan akademik ilmiyah. Selain itu salah satu inisiasi untuk meningkat kwalitas diri beliau telah mengusulkan Beasiswa lanjut dari S1 ke S2 dan S3, semoga dari kementerian agama bisa merealisasikan ini. Beliau juga menunggu teman teman CSSMoRA UIN Walisongo mengelakkan sayapnya lebih luas dan tinggi sebagaimana tema dari acara Dies Natalis
Hamjan selaku ketua umum CSSMoRA UIN Walisongo Dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan adanya acara Talk Show ini di harapkan bisa membuka wawasan teman-teman dan bisa menjawab bagaimana jika kriteria rekomendasi Jakarta ini di terapkan. Dan dengan diadakannya Talk Show Nasional ini sebagai puncak Dies Natalis CSSMoRA yang ke-14 yang menandakan bahwa sekarang CSSMoRA sudah berumur 14 tahun sejak berdirinya pada tahun 2007.
Menurut Fadhil, selaku ketua panitia dari Talk Show Nasional, acara ini sangat bagus, karena hal ini menunjukkan jati diri kita selaku CSSMoRA UIN Walisongo jurusan ilmu Falak yang menjadi ciri khas kita. Harapan kedepannya anggota CSSMoRA semakin dewasa dan matang, dan ke CSSMoRA nya tidak hanya di pegang, juga bisa mengimplementasikan loyalitas tanpa batas
Acara Talk Show Nasional ini dimulai dari jam 08.30 – 12.00 dengan akhir acara di umumkan nya pemenang lomba cerpen yang di menangkan oleh

☆ Juara 1
“Hidangan Terbaik untuk Presiden”
(Oleh: Iqbal Hasyim)

☆ Juara 2
“Mengidam”
Karya : Cinta Maulida Azbi

☆ Juara 3
“Mantini”
Karya: Eko Setyawan

☆ Juara Favorit
“Sebelum Hujan Reda”
Karya: Matahari

Loading