By: Ahmad Agil Tsabata (CSSMoRA 2021)

“aku merindukan sabtu”. bisik kamis dengan sendu. matahari, yang menjadi tanda permunculannya, baru tampak sebatas mata saat kamis keluhkan rindu. sinarnya, hanya bisa menampakkan siluet berwarna biru.

nampak sekali murung mukanya siang ini. ditambah batuk kecil yang terdengar seperti kakek-kakek dengan tenggorokan penuh dahak, melewati tekak, dan ditelan kembali untuk nantinya terbebas sebagai berak.

mendung matanya perlahan mengembunkan hujan, mengalir perlahan di pipi kiri kanan, berhenti sejenak disamping bibir, lalu menggelepai dibawah dagu, sebelum akhirnya menetes diatas batu.

aku hanya berdiri saja di jalan ini

sebentar lagi kamis akan pergi

kami memang sudah sering berpapasan

hanya kali ini saja dia ungkapkan perasaan

“tapi aku masih merindukan sabtu”

ujarnya lagi sebelum benar benar berlalu

aku berjalan saja maju kedepan

tanpa peduli apa yang terjadi dibelakang

langkah kedua, aku melihat sabtu diarah berlawanan

kutolehkan kepala, tak kudapati kamis diseberang

karena untuk bisa melepas rindu,

kau harus berani melompati waktu

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *