Karya: A Muh Wahyu Zainuddin (Peserta Lomba Cerpen DN 14 CSSMoRA UIN Walisongo)

 

Pada  suatu  malam,  aku  dan teman –teman  berkumpul  di sebuah  masjid  untuk  mempelajari pelajaran  yang  akan  di pelajari  besok  nanti. Di  samping  itu  aku  dan  teman-temanku bercanda  gurau dan  bercerita  tentang  pengalaman mereka saat liburan  bersama keluarganya.

   Waktu demi berjalan , tiba-tiba  ada  sesuatu  yang mengganjal dalam diri kami. Yah,siapa lagi kalau bukan kiyai kami yang  menyuruh semua santrinya  untuk berkumpul di masjid , jikalau ada suatu masalah atau hal-hal yang penting, biasanya pak kiyai menyuruh kami untuk  berkumpul di masjid.

Sesampainya pak kiyai di masjid dan duduk di kursinya, pak kiyai memberitahu suatu masalah di depan kami semua beliau berkata’’ Ada santri yang kehilanagn sandal, siapa yang memakai l sandal teman kalian?’’   beliau  bertanya  kepada kami semua  namun tidak ada yang  mau menjawabnya, kemudian beliau bertanya lagi” adakah di antara kalian yang  memakai   sandal temannya?’’ dan  tidak ada pun di anatara kami yang menjawabnya.

 

Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan dari pak kyai seolah-olah pak kyai berbicara di ruangan yang sunyi tanpa ada seseklai pun suara di dalamnya. Lalu kyai kami memukul meja dengan  hentakan keras dan bertanaya kerepada santri dengan nada yang sangat keras hingga suaranya terdengar  satu pesantren.Beliau berkata ‘’ saya tanya sekali lagi, kalau ada santri yang tidak jujur dan tidak menjawab, semua santri tidak boleh keluar dari masjid dan semua santri mengaji sambil berdiri sampai ada teman kalian yang mengaku’’ ujar kyai kami.

Dan kami para santri  mengambil air wudhu,pakaian sholat, dan al-qur’an kami untuk  persiapan mengaji di masjid. Sesampai di masjid kami para santri mengaji tepat di depan kyai kami dan kyai kami duduk di depan kami  dengan keadaan kepala tertunduk  dan mulut bergerak atau dengan kata lain beliau sedang berzikir.

Waktu demi waktu telah berjalan,  tepat pada pukul 02.00 malam WITA ( Waktu Indonesia Tengah)  tak ada satupun santri yang mengaku kepada kyai kami,kami semua tetap mengaji, ada kelakuan kamiyang unik di saat mengaji yang biasanya tidak terjadi,ada yang bercerita,tertidur sambil berdidri  dan terjatuh ,ada juga teman kami yang mengangkat kakinya agar tida ketiduran pada saat mengaj,dll.

Dan  pada akhirnya tepat pukul 02.45 kyai kami akhirnya menyuruh kami duduk dan berhenti mengaji,di saat itupun kyai kami memberikan  nasehat kepada kami  beliau berkata” Salah satu terhalangnya ilmu pengetahun adalah mengambil yang bukan haknya,maka agar ilmu pengetahuan itu bisa kita peroleh dan masuk dalam otak kita maka jangan pernah sesekali mengambil barang yang bukan haknya’’ kata kyai kami kepada para santrinya. Dan akhirnya kyai kami menyuruh kami keluar dari masjid dan  kamipun tertidur pulas karena kami menjalani hukuman pak kyai.  

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *