Kenalkan Gadget Kepada Anak di Usia Dini Untuk Mempermudah Menyelesaikan Pekerjaan, Masyarakat Deplongan Masih Kurang Sadar Akan Dampak Bahaya dari Gadget

Kamis, 28 Juli 2022 – Mahasiswa KKN MMK Kelompok 22 berikan sosialisasi gadget kepada warga Dusun Deplongan Kec Getasan. Acara tersebut dilatar belakangi dari banyaknya balita yang sudah dikenalkan dengan gadget tanpa memperdulikan bahayanya.

Gadget yang sejak tahun 2019 mengalami peningkatan drastis dalam pemasarannya, kini semakin menjadi salah satu barang yang seolah-olah wajib bagi setiap orang untuk memilikinya. Pentingnya pengetahuan mengenai gadget memang perlu disosialisasikan supaya pengguna gadget tidak salah kaprah dalam mempergunakannya. Melihat mirisnya para anak-anak yang sudah lincah menggunakan gadget, peran orang tua menjadi sangat penting untuk selalu bisa mengawasi anaknya dalam bermain gadget.

Sosialisasi gadget di Dusun Deplongan berlangsung di rumah Kadus yang dihadiri oleh para ibu-ibu PKK Dusun Deplongan. Para ibu-ibu PKK sangat antusias dengan sosialisasi yang diadakan mahasiswa KKN MMK Kelompok 22. Meskipun ada beberapa yang sudah lansia, akan tetapi tidak mengurangi rasa semangatnya untuk mengikuti dan memahami apa yang disosialisasikan.

Ibu Mulyanti selaku ketua PKK mengatakan “saya sangat banyak terimakasih karena dengan adanya sosialisasi ini nantinya ibu-ibu bisa lebih tau dan bijak dalam penggunaan android, apalagi anak-anak yang seharusnya belum dikenalkan”.

“Gadget itu meskipun manfaatnya sangat banyak, akan tetapi ada dampak bahaya yang dari kebanyakan orang sering diabaikan. Nah ini sebagai salah satu pemicu seseorang kecanduan gadget. Karena ia tidak peduli akan bahaya yang ditimbulkan. Dengan sosialisasi ini, semoga apa yang nantinya saya sampaikan bisa memberikan pencerahan dan pengertian kepada ibu-ibu semua, sehingga tau bagaimana harus mensikapi anaknya yang kecanduan dan mencegah sebelum kecamduan gadget”, ujar Rafdi Dhiya Ulhaq selaku pembicara dalam sosialisasi tersebut.

Selain menyampaikan manfaat dan bahaya penggunaan gadget, juga disampaikan bagaimana mengatur fitur you tube supaya anak-anak tidak menonton tayangan yang belum pantas di tonton.

Dengan didampingi dan diarahkan para mahasiswa KKN MMK kelompok 22, ibu-ibu peserta sosialisasi menyimak dan memahami dengan baik. Mereka sangat berterimakasih karena dengan sosialisasi ini ibu-ibu bisa lebih hati-hati dan bisa memantau anaknya lebih baik lagi saat menggunakan gadget.

Sosialisasi ini diakhiri dengan praktik menyalakan fitur batasan usia pada you tube dan ditutup serta foto bersama.

-Red Ani Uswatun (CSSMoRA UIN Walisongo angkatan 2019)

Loading

FENOMENA RASHDUL KIBLAT, KKN MMK KELOMPOK 22 MENGADAKAN PELATIHAN ARAH KIBLAT

Oleh: Firginita Wirna Mokoginta (Mahasiswa KKN MMK Kelompok 22 UIN Walisongo Semarang)

Getasan – Sabtu, 16 Juli 2022 pukul 15.30 WIB mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Misi Khusus (KKN MMK) Kelompok 22 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengadakan pelatihan arah kiblat dalam rangka fenomena Rashdul Kiblat Global. Kegiatan ini diselenggarakan di masjid  Islamic Training Center Dusun Deplongan, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang diikuti oleh remaja masjid Deplongan dan mahasiswa KKN MMK kelompok 22.

Fenomena rashdul kiblat / istiwa ‘azm  merupakan sebuah fenomena dimana matahari berada di titik zenith ka’bah atau tepat berada di atas ka,bah. Fenomena ini menunjukan waktu dimana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjukkan arah kiblat. Pada saat ini, sudut-sudut deklinasi matahari sama dengan nilai koordinat lintang ka’bah yang berada di kota Mekkah. Peristiwa ini terjadi 2 kali dalam setahun, pada bulan Mei dan Juli. Bulan Mei terjadi pada tanggal 27 dan pada pukul 12.18 WAS / 16.18 WIB, dan bulan Juli pada tanggal 15 dan v16 pada pukul 12.27 WAS / 16.27 WIB. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran arah kiblat dalam fenomena rasdhul kiblat ialah:’

  1. Tegak lurus, benda patokan harus tegak lurus dengan permukaan bumi atau gunakan bandul.
  2. Rata, Permukaan dasar harus datar dan rata.
  3. Waktu, perhatikan waktu bisa dilihat pada jam BMKG atau https://jam.bmkg.go.id/jam.BMKG

 

Narasumber dalam kegiatan ini yaitu Imroatur Rosyidah, Ani Uswatun Hasanah dan Firginita Wirna Mokoginta. Merupakan anggota kelompok 22 KKN MMK dengan jurusan Ilmu Falak. Pelatihan arah kiblat dibuka dengan materi-materi ringan seputar arah kiblat dan penjelasan pengukuran arah kiblat dalam fenomena rashdul kiblat. Materi selanjutnya diisi langsung dengan praktek penggunaan alat pengukur arah kiblat, disini menggunakan kiblat tracker RHI karya bapak Muthoha Arkanuddin dan mizwalah karya Bapak Hendro Setyanto. kegiatan berjalan dengan baik, para remaja masjid dan mahasiswa KKN MMK sangat antusias dalam mendengarkan dan mencoba menggunakan alat ukur kiblat.

 

Pengukuran arah kiblat dalam fenomena rashdul kiblat ini tentunya menggunakan cahaya matahari, yang akan dilihat arahnya melalui bayangan yang muncul melalui benda tegak lurus, permukaan datar dan waktu yang sesuai dengan yang ditetapkan. Namun, cuacanya mendung dan tidak mendukung untuk melakukan pengukuran arah kiblat dalam fenomena rashdul kiblat, sehingga kami melakukannya di dalam ruangan dengan menjelaskan cara-cara penggunaan alat ukur kiblat dengan bantuan flashlight handphone.

 

 

Pelatihan ini sangat di apresiasi oleh remaja masjid deplongan, Menurut Hasan selaku ketua remaja masjid deplongan  “kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, terlebih pengalaman ini menjadi pengalaman pertama kami bagi rekan-rekan remaja masjid. Sangat disayangkan cuaca yang mendung hingga tidak dapat terlihat sinar matahari atau bayangannya, namun kegiatan ini akan menjadi pengalaman yang membekas bagi rekan-rekan remaja masjid”.

 

“Mengenai acara Pelatihan Arah Kiblat yang bertepatan dengan fenomena rasydul kiblat ini sangat penting untuk dilaksanakan. Tujuannya agar masyarakat secara umum dapat mempraktikkan penentuan arah kiblat baik menggunakan alat atau secara sederhana. Kemudian, Remaja Masjid bisa meneruskan dan mengembangkannya di waktu kemudian”. Ujar Sulton selaku koordinator kelompok 22 KKN MMK.

 

 

Loading

MAHASISWA KKN UIN WALISONGO SEMARANG AJARKAN ANAK TPQ MEMBACA KITAB ALA PESANTREN

Mahasiswa KKN MITDR (Mandiri Inisiatif Terprogram Dari Rumah)  ke-13 kelompok 28 di kelurahan Wonolopo kecamatan Mijen Kota Semarang telah mempersiapkan berbagai program kegiatan selama 45 hari kedepan. Salah satunya adalah pendampingan belajar TPQ di dusun Krajan Kidul RT 03 RW 06 Kelurahan Wonolopo.

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan salah satu upaya dalam membekali ilmu-ilmu agama pada anak-anak yang mekanisme pembelajarannya dengan pengenalan dan penanaman dasar agama sebagai upaya membangun jiwa yang insani.

Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh kelompok 28 KKN MITDR ini di roling dengan tujuan semua anggota kelompok dapat kebagian andil dalam pengajaran. Jadwal ngaji di TPQ Al-Hidayah ini pada hari Senin sampai Jum’at setiap ba’da sholat maghrib dengan jumlah 15 anak dengan 2 pengajar.

Selama 45 hari kedepan peran guru dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ ini diwakilkan pada kelompok KKN 28 di dusun Krajan Kidul. Berbagai materi yang diajarkan diantaranya baca tulis Al-Qur’an, baca tulis kitab, bahasa Arab, do’a-do’a, dan akhlaq.

Pada setaip hari Rabu yang mana jadwal ngaji nya adalah ngaji kitab, kitab yang dikaji adalah kitab fiqih Safinah an-Najah. Metode pembelajarannya dimulai dengan menulis setiap fashal (bab) kemudian dibaca bersama-sama, di terangkan lalu tanya jawab.

Antusias anak-anak TPQ perlu diacungi jempol sebab terlihat dari respon mereka dalam belajar yang sangat semangat dalam setiap pembahasan. Terlebih setelah mengetahui sedikit apa itu mubtada’, dan khabar mereka mencoba-coba sebuah kalimat sehingga terjadi semacam permainan untuk memberi pertanyaan pada sebuah kalimat seperti mana yang dinamakan mubtada’ dan mana yang khobar, dan setelah beberapa pancingan akan pertanyaan mereka sediki-sedikit sudah mulai faham sehingga memudhkan dalam membaca dan menulis makna gandul atau pegon.

Pada pembahasan bab tanda-tanda baligh kemarin, pertanyaan yang mereka ajukan sangat asyik dan menggelitik setelah disinggung mengenai mimpi basah. Memang terdengar sedikit saru, namun dalam pembelajaran setidaknya sebuah istilah yang kurang jelas sebaiknya di gamblangkan supaya para murid dapat memahami materi sepenuhnya dan memahaminya hingga akhirnya pada saat masanya nanti mereka tidak bingung dalam menghadapi fase peralihan dari anak-anak menuju tahap usia remaja, dan juga nantinya pada mereka sudah menjadi orang tua dapat memberikan pengarahan dan pengetahuan mengenai baligh

 

Tujuan pembelajaran ini adalah memberikan sebuah ilmu yang kami dapat selama di pesantren dan pada kesempatan ini kami berkesempatan untuk berbagi, ini merupakan sebuah zakatnya ilmu yaitu dengan berbagi atau mengajarkannya. Mengingat sangat penting memahami isi kitab lebih-lebih Al-Qur’an tidak langsung secara leterleg, dalam memahami sebuah kalimat kita harus tahu susunan kalimat tesebut. Harapan kami semoga para murid TPQ Al-Hidayah dapat mengamalkan apa yang telah didapat selama menimba ilmu agama di TPQ hingga akhirnya jiwa mereka terbentengi dengan nilai-nilai agama dan semoga mereka tidak sampai terpengaruh hal-hal yang jauh dari agama.

 

-Red Faried Muhammad Hidayat (CSSMoRA UIN Walisonogo 2018)

Loading

MENGUKUR ARAH KIBLAT, APA BISA MENJADI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT?

Mesjid Nurul Wardani, sebuah tempat ibadah umat muslim yang berlokasikan di desa Wonolopo kecamatan Mijen, tempat ibadah yang di jadikan tempat Diskusi Falak oleh Mahasiswa KKN MIT DR 13 kelompok 28, pada tanggal 11/02/22. Diskusi yang berlangsung membahas apa itu ilmu Falak, sejarahnya, dan objek-objek kajian ilmu Falak (arah kiblat, awal waktu sholat, awal bulan qomariyah, dan Gerhana).

Diskusi kali ini lebih fokus mengkaji tentang arah kiblat, pentingnya arah kiblat, dan kenapa harus menghadap kakbah sebagai kiblat?. Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwasanya ketika beribada khususnya sholat juga diperintah menghadap kiblat dimana itu kekhusyuaan dalam dan membantu seseorang hamba dekat dengan tuhannya karena telah menaati perintahnya, walau hanya sebatas menghadap kiblat (ka’bah).

Dalam diskusi tersebut disampaikan bahwasanya “menurut beberapa ulama jika kita berada di Masjidil Haram maka kira diwajibkan menghadap ke Ka’bahnya langsung, dan  jika berada jauh dari Mekkah maka kita diharuskan menghadap kearah Makkah, dan kemelencengan yang di tolelir oleh sebagian ulama ialah 2-3 derajat, melebihi itu maka diusakan diluruskan”. Cakap Dimas (anggota CSSMoRA angkatan 2018) selaku Pemateri Diskusi Falak yang telah terlaksanaka.

Dalam prakteknya kemarin beberapa masjid di Desa Wonolopo memiliki kemelencengan 8-12 derajat dari arah kiblat, dan disini tim KKN MIT DR ke 13 kelompok 28 melakukan cek akurasi kepada masjid-mesjid sekitar setelah diskusi dilaksanakan, agar sholat yang dilakssanakan dimesjid bisa sesuai dengan anjuran agama.

Hingga akhirnya diskusi berjalan dengan lancar dan diikuti oleh kelompok 28, warga, dan salah satu pengurus masjid yang sekalian menjadi saksi pengukuran arah kiblat, dimana beliau juga dosen di salah satu fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

-Red Wahyudi (CSSMoRA UIN Walisongo 2018)

Loading