MAHASISWA KKN UIN WALISONGO SEMARANG AJARKAN ANAK TPQ MEMBACA KITAB ALA PESANTREN

Mahasiswa KKN MITDR (Mandiri Inisiatif Terprogram Dari Rumah)  ke-13 kelompok 28 di kelurahan Wonolopo kecamatan Mijen Kota Semarang telah mempersiapkan berbagai program kegiatan selama 45 hari kedepan. Salah satunya adalah pendampingan belajar TPQ di dusun Krajan Kidul RT 03 RW 06 Kelurahan Wonolopo.

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan salah satu upaya dalam membekali ilmu-ilmu agama pada anak-anak yang mekanisme pembelajarannya dengan pengenalan dan penanaman dasar agama sebagai upaya membangun jiwa yang insani.

Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh kelompok 28 KKN MITDR ini di roling dengan tujuan semua anggota kelompok dapat kebagian andil dalam pengajaran. Jadwal ngaji di TPQ Al-Hidayah ini pada hari Senin sampai Jum’at setiap ba’da sholat maghrib dengan jumlah 15 anak dengan 2 pengajar.

Selama 45 hari kedepan peran guru dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ ini diwakilkan pada kelompok KKN 28 di dusun Krajan Kidul. Berbagai materi yang diajarkan diantaranya baca tulis Al-Qur’an, baca tulis kitab, bahasa Arab, do’a-do’a, dan akhlaq.

Pada setaip hari Rabu yang mana jadwal ngaji nya adalah ngaji kitab, kitab yang dikaji adalah kitab fiqih Safinah an-Najah. Metode pembelajarannya dimulai dengan menulis setiap fashal (bab) kemudian dibaca bersama-sama, di terangkan lalu tanya jawab.

Antusias anak-anak TPQ perlu diacungi jempol sebab terlihat dari respon mereka dalam belajar yang sangat semangat dalam setiap pembahasan. Terlebih setelah mengetahui sedikit apa itu mubtada’, dan khabar mereka mencoba-coba sebuah kalimat sehingga terjadi semacam permainan untuk memberi pertanyaan pada sebuah kalimat seperti mana yang dinamakan mubtada’ dan mana yang khobar, dan setelah beberapa pancingan akan pertanyaan mereka sediki-sedikit sudah mulai faham sehingga memudhkan dalam membaca dan menulis makna gandul atau pegon.

Pada pembahasan bab tanda-tanda baligh kemarin, pertanyaan yang mereka ajukan sangat asyik dan menggelitik setelah disinggung mengenai mimpi basah. Memang terdengar sedikit saru, namun dalam pembelajaran setidaknya sebuah istilah yang kurang jelas sebaiknya di gamblangkan supaya para murid dapat memahami materi sepenuhnya dan memahaminya hingga akhirnya pada saat masanya nanti mereka tidak bingung dalam menghadapi fase peralihan dari anak-anak menuju tahap usia remaja, dan juga nantinya pada mereka sudah menjadi orang tua dapat memberikan pengarahan dan pengetahuan mengenai baligh

 

Tujuan pembelajaran ini adalah memberikan sebuah ilmu yang kami dapat selama di pesantren dan pada kesempatan ini kami berkesempatan untuk berbagi, ini merupakan sebuah zakatnya ilmu yaitu dengan berbagi atau mengajarkannya. Mengingat sangat penting memahami isi kitab lebih-lebih Al-Qur’an tidak langsung secara leterleg, dalam memahami sebuah kalimat kita harus tahu susunan kalimat tesebut. Harapan kami semoga para murid TPQ Al-Hidayah dapat mengamalkan apa yang telah didapat selama menimba ilmu agama di TPQ hingga akhirnya jiwa mereka terbentengi dengan nilai-nilai agama dan semoga mereka tidak sampai terpengaruh hal-hal yang jauh dari agama.

 

-Red Faried Muhammad Hidayat (CSSMoRA UIN Walisonogo 2018)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *