Kegiatan InOMN (Internasional Observe The Moon Night) (16/10/21) yang di selengarakan oleh HMJ Ilmu Falak bersama dengan CSSMoRA UIN Walisongo yang bekerjasama dan National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat yang berlokasi di Pondok YPMI Al-Firdaus dan Musholatorium At-taqy Pondok Pesantren Life skill Daarun Najaah, dengan tujuan agar meminimalisir kerumunan yang terjadi.
Kegiatan InOMN kali Ini sangat unik karena dilaksanakan secara hybrid, dikarenakan situasi yang masih belum memungkinkan untuk melakukan kegiatan offline secara menyeluruh, peserta yang hadir offline dibatasi hanya 0 orang dengan tetap melaksanakan protocol kesehatan, ditambah dengan peserta yang mengikuti kegiatan secara online melalui meet Virtual.
peserta berasal dari Mahasiswa baru Ilmu Falak, yakni Angkatan 2021 dan 2020, hal ini pun menjadi awal untuk memperkenalkan dunia Astronomi kepada para mahasiswa. Acara ini berlangsung dari jam 20.30 sampai dengan 22.30 WIB.
Acara InOMN kali ini di isi langsung oleh Dosen Muda UIN Walisongo, Muhammad Nur Khanif M.SI yang ditugaskan di YPMI Al-Firdaus “ Bulan merupakan salah satu bukti dari kemukjizatan Nabi Muhammad SAW dimana mukjizat nabi ialah membelah bulan” pada pembukaan pemaparan InOMN. Dalam pemapaarannya dijelaskan bagaimana fase-fase bulan, apa itu bulan serta jarak bulan dengan bumi. Muammar Khamdani dan Malik Alfaqih Mahasantri PBSB UIN Walisongo angkatan 2017 sebagai narasumber di Musholatorium At-taqy Pesantren Life Skill Daarun Najah.
Dalam pemaparannya lebih lanjut dijelaskan bahwa bulan memiliki jarak sekitar 348.000 km (240.000) dari bumi dengan diameter 3.468 km atau 2.155 mil, selain itu bulan memiliki dua gerakan yaitu revolusi dan rotasi, bulan berputar atau mengorbit (Revolusi) bumi sekitar 27 hari 7 jam 43 menit, dan berputar pada poorosnya (Rotasi) sekitar 27 hari 7 jam 43 menit, dimana gerak Revolusinya sama dengan gerak Rotasi Bulan.
peserta sangat antusias dalam mengikuti diskusi yang ada, Jihan peserta InoMN angkatan 2019 berkomentar “setelah saya mengikuti materi yang disampaikan, saya mendapatkan banyak ilmu baru tentang bulan dan bagaimana cara memasang teleskop dengan baik”.
Salah seorang peserta, Rouf Syam mengungkapkan bahwa acara ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai mahasiswa ilmu falak
“Saya senang bisa mengikuti kegiatan ini, selain bisa berdiskusi terkait benda langit khususnya bulan, kita juga bisa mengenal teleskop lebih dekat lagi walaupun belum sempat melihat bulan,” kata mahasiswa ilmu falak angkatan 2021 tersebut.
Menanggapi terkait pengamatan yang gagal akibat hujan, Malik Alfaqih mengatakan “Walau malam ini kita tidak bisa melihat bulan, maka terlepas dari kegiatan ini kita tetap bisa mengamati bulan kapanpun dan dimana pun ketika ada kesempatan”.
Setelah narasumber memaparkan materinya elanjutnya peserta diajak untuk lebih mengenal teleskop dikarenakan pada saat observasi terjadi hujan maka observasipun diganti dengan melakukan pengenalan teleskop baik itu dari segi fungsi dan cara merakit teleskop. Pada acara InOMN kali ini hanya menggunakan satu jenis teleskop Sky Watcher yang merupakan jenis teleskop refraktor. antusias mahasiswa pun begitu tinggi mereka ikut antusias dan melakukan pemaasangan teleskop secara langsung dari mulai cara memasang, pengenalan setiap komponen serta bagaimana cara membongkar teleskopnya kembali.
“setelah mendengarkan pemateri mengenai Bulan sebagai satelit bumi yang alami dan memiliki banyak fungsi terhadap bumi, lalu dilanjut dengan pengenalan teleskop saya menjadi semakin tertarik dengan dunia astronomi, ternayata tanda-tanda Allah itu begitu luar Biasa, dan saya jadi ingin membeli teleskop” ungkap Takhta Alfianah salah satu Mahasiswa Ilmu Falak UIN Walisongo. (Karina Aulia Purwanti)
-Red KAP
Share this post