MAHASISWA KKN RDR-77 UIN WALISONGO SEMARANG OBSERVASI FENOMENA “HARI TANPA BAYANGAN”  BERSAMA SANTRI YPMI AL FIRDAUS SEMARANG

MAHASISWA KKN RDR-77 UIN WALISONGO SEMARANG OBSERVASI FENOMENA “HARI TANPA BAYANGAN” BERSAMA SANTRI YPMI AL FIRDAUS SEMARANG

Semarang 11 oktober 2021, Mahasiswa KKN RDR KE-77 UIN Walisongo Semarang melakukan diskusi dan observasi mengenai “Hari Tanpa bayangan” di pondok pesantren YPMI al firadus Semarang.
Kulminasi, transit atau istiwa’ merupakan fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit, saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi Utama. Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenith. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang”, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan. (dilansir dari bmkg.go.id 14/10/21 11:57)
Fenomena hari tanpa bayangan kemungkinan besar setiap hari terjadi. fenomena tersebut, tetapi di tempat atau kota bahkan di belahan bumi yang berbeda. Peristiwa transit Matahari tepat di atas zenith kota-kota Indonesia sendiri memiliki hari dan tanggal yang berbeda-beda tergantung pada posisi garis lintang kota dan posisi deklinasi matahari di langit. Posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, hari tanpa bayangan di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa yakni antara bulan maret dan Oktober. (dikutip dari “Fenomenai Kota Medan Hari Tanpa Batanyan Bulan Maret d Al-Marshad:Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmh Berkaitan 15/10/21)
Untuk mengatahui hari tanpa bayangan sangatlah mudah untuk diparaktikkan, caranya yaitu dengan menggunakan benda tegak, seperti tongkat, spidol, ataupun benda yang lain. Setelah itu, letakkan di bidang datar sesuai dengan waktu terjadinya hari tanpa bayangan kemudian amati terjadinya fenomena hari tanpa bayangan tersebut.
diskusi yang diadakan mahasiswa KKN RDR KE-77 dimulai pada jam 9:30 WIB yang bertempat di gazebo Ponpes YPMI Al-Firdaus. selanjutnya pada jam 11:00 WIB dilanjutnya observasi “Hari tanpa Bayangan” dan di pandu oleh Nuril Fathoni hammas (salah satu mahasiswa KKN RDR 77). observasi dilaksanakan di halaman pondok pesantren dengan bantuan alat al muroba (karya ustaz Muhammad ihtirozun niam M.H ), Hari tanpa bayangan terjadi pada senin 11 oktober pada jam 11:25 WIB di YPMI Al-Firdaus.
Kata dimas “Observasi berjalan dengan lancar namun ketika pelaksanaan observasi langit sempat agak mendung tapi Alhamdulillah pada saat jam 11:25 langit panas lagi dan para peserta termasuk saya pemandu observasi bisa menyaksikan secara langsung fenomena hari tanpa bayangan di waktu yang tepat”.
Kata lia salah satu santri ypmi alfirdaus, dia sangat antusias mengikuti kegiatan observasi yang dilakukan di pondoknya tersebut. dia juga mengatakan bahwasannya setelah mengikuti kegiatan observasi tersebut dia mengetahui alasan mengapa bisa terjadi hari tanpa banyangan padahal sebelumnya tidak pernah menyadari bahwa ternyata ada hari tanpa bayangan selain di jam 12 tepat. Dan saran dari lia yaitu untuk mahasiswa yang berkecimpung di bidang falak sering- seringlah mengagendakan acara observasi terkait ilmu falak agar kalangan awam bisa lebih faham lagi terkait keilmuan Falak.

Share this post

Tinggalkan Balasan