Pintuku Tak Pernah Terbuka

Pintuku Tak Pernah Terbuka

oleh: Fajri Zulia Ramdhani

Aku kehilangan 2/3 ruas hati, setelah kembali dari kebun bunga miskin semerbak

ilalang tinggi mengahalang pandang, tanah busuk tengik menyeruak

aku berjalan jejak di setapak yang dibangun dusta

tak bertepi, hilang ujung dan aku buntu

 

Lusa lalu 3/7 kamu datang tok tok mengetuk pintu

ya ya, kubuka perlahan dan kau menyeruak mendobrak

kepemilikanku terampas, kamu jadi kuasa entah sejak ketukan pertama atau sejak tawa kita bersama

saat itu aku kehilangan alasan menggugat, rupawanmu menyihir sadarku

 

Sejak 4/5 drap drap, aku dihentak akibat tak setia

oh Tuhan.. kau telah menjajah banyak rumah, menyihir si empunya untuk biarkanmu haha hihi semaunya

tapi dasar sudah mabuk.

segala kita jadi sibuk, yang lalu lupa sudah halah halah

aku percaya saja

dan biarkanmu masih, menguasai apa saja dan merusak yang mana saja

 

Yah sudah kadung biarlah. Selesai tercabik akibat buta, tuli, dan mau saja

aku menangis tersedu di jalan buntu

kembali aku sudah tak ingat arah, pergi lagi entah jurang mengarah

 

Menyesal mau bagaimana, titut titut bel pintu sudah tak lagi kurisau

biar saja

aku butuh waktu menambal hilang, memintal peka, memaku rambu-rambu agar tak lagi ditilang karena hilang

entah katanya dia orang setia yang tak mungkin mendua, atau jujur inginkan dua sejak tak punya satu

tetap saja pintuku tak terbuka

apa yang tersisa dari 1/3? Jika kubiarkan semua, yang mana sisa?

Jadi kini, pintuku tak pernah terbuka

Share this post

Tinggalkan Balasan