Kesabaran atas Perkara Haram: Syaikh Ibrahim Al-Hilali Al-Halabi

Syaikh Ibrahim Al-Hilali Al-Halabi adalah seorang ulama terhormat yang berasal dari kota Halab, Suriah. Beliau dikenal sebagai sosok yang teguh dalam prinsip dan keyakinannya, serta memiliki ketakwaan yang tinggi. Kisah hidupnya mengajarkan kita betapa pentingnya kesabaran, keteguhan iman, serta keyakinan bahwa rezeki datang dari Allah di waktu yang tepat.

Dalam perjalanannya ketika menimba ilmu di Al-Azhar, Cairo, Mesir, Syaikh Ibrahim menghadapi ujian berat. Suatu hari, beliau kehabisan bekal hingga tidak dapat menemukan makanan untuk sekadar mengganjal perutnya. Lebih dari sehari telah dilalui tanpa makanan, hingga akhirnya beliau memutuskan untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Saat itulah, beliau melewati sebuah rumah yang pintunya terbuka, dan dari dalam rumah itu tercium aroma makanan yang menggugah selera. Tanpa ada orang di dalamnya, beliau memasuki dapur rumah tersebut dengan niat mengambil makanan.

Namun, ketika hendak memulai, timbul dalam benak Syaikh Ibrahim bahwa perbuatannya itu salah. “Aku memasuki rumah ini tanpa izin dan ingin makan dengan cara yang haram. Demi Allah, aku tidak akan melakukan ini, walaupun aku mati kelaparan,” pikirnya. Beliau pun meletakkan kembali sendok yang sudah dicuci, lalu keluar dari rumah tersebut tanpa menyentuh sedikit pun makanan, kembali ke kamarnya dalam keadaan lapar.

Tak lama berselang, seorang gurunya datang menemuinya. Sang guru membawa seorang lelaki yang mencari calon suami yang saleh untuk putrinya. Gurunya berkata, “Lelaki ini datang kepadaku untuk mencari seorang thullab yang saleh sebagai calon suami bagi putrinya, dan aku memilihmu.” Tanpa banyak bicara, Syaikh Ibrahim diajak ke rumah calon mertuanya. Sesampainya di sana, beliau merasa rumah tersebut tampak familiar. Betapa terkejutnya beliau ketika menyadari bahwa rumah itu adalah rumah yang tadi dimasuki untuk mencari makanan.

Di rumah itu, beliau disuguhi makanan, dan ketika hendak makan, beliau melihat sendok yang persis sama dengan yang telah dicucinya. Dalam hatinya,

Syaikh Ibrahim berkata:

صبرت على الحرام حتى صار حلالا

Aku bersabar atas sesuatu yang haram sampai dia menjadi halal.”

Kisah ini, yang diriwayatkan oleh Syaikh Muhammad Rogib At-Tabbakh, menggambarkan betapa pentingnya keteguhan hati dalam menjaga kehalalan rezeki dan menahan diri dari yang haram. Syaikh Ibrahim menunjukkan contoh nyata bahwa kesabaran dalam menghadapi ujian, serta keyakinan penuh kepada Allah, akan selalu berbuah manis. Beliau memilih untuk tidak mengambil jalan pintas, meskipun keadaan memaksanya untuk berbuat demikian. Pada akhirnya, rezeki yang halal datang kepadanya dengan cara yang tak disangka-sangka.

Loading