cssmorauinws.org– Ketegangan sudah terasa bahkan sebelum moderator mengucapkan sepatah kata. Aula tempat debat digelar seolah berubah menjadi arena pertarungan ide, bukan hanya antara dua pasang calon ketua CSSMoRA UIN Walisongo Semarang, tetapi juga antara dua cara pandang dalam memajukan organisasi.
Sabtu, 17 Mei 2025, dua paslon dari angkatan 2023 resmi beradu gagasan dalam Debat KPU CSSMoRA UIN Walisongo. Asyraf Zofir Wafa dari Bengkulu, tampil sebagai Paslon nomor 1, membawa semangat konsolidasi internal lewat Talkshow sebagai program unggulannya. Di seberangnya, Paslon nomor 2, Wika Winanta dari Riau, menjanjikan gairah baru lewat Volunteer sebagai program unggulan, yaitu sebuah gerakan pengabdian kepada masyarakat.
Debat yang dihelat Komisi Pemilihan Umum CSSMoRA ini dihadiri oleh pengelola Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), Ahmad Munif, serta perwakilan Ketua Umum CSSMoRA Nasional. Dua panelis senior, Wali Cosara dan Hesti Suci Cahyani, tampil tajam dalam menguji ketegasan visi dan kesiapan teknis masing-masing kandidat.
Para kandidat beradu visi dan cara pandang. Bukan hanya soal program, perbedaan mencolok tampak dari cara kedua paslon memandang peran CSSMoRA ke depan. “Saya mempunyai visi yaitu mewujudkan CSSMoRA yang kokoh dalam kebersamaan, berlandaskan nilai kekeluargaan, serta bertumpu pada pondasi keadilan dan kedisiplinan” ujar Asyraf.
Sementara itu, Wika menyentil pentingnya CSSMoRA untuk keluar dari zona nyaman. “Menjadikan CSSMoRA sebagai rumah yang teduh bagi jiwa-jiwa berilmu, tempat tumbuhnya semangat, berkembangnya prestasi, dan bertemunya asa santri dalam satu ikatan kekeluargaan, yang berdaya, berkarya, dan bermakna” ujar Wika.
Acara debat berlangsung tegang namun penuh gelak tawa. Momen tegang sekaligus mengundang tawa terjadi ketika salah satu panelis Hesti, melempar pertanyaan tentang alasan mengapa mereka harus dipilih? Jawaban kedua paslon menunjukkan ketegasan, namun dengan gaya berbeda. Asyraf menjawab iya layak dipilih karena lebih tau mengenai CSSMoRA, sementara Wika menjawab bahwa ia berhak dipilih karena sebagai sekretaris 2 yang termasuk BPH lebih mengeri tentang persoalan CSSMoRA UIN Walisongo dan satu-satunya perempuan pertama yang mencalonkan dirinya sebagai Ketua.
Namun suasana tak melulu serius. Di sela-sela argumen tajam, canda tawa sesekali muncul, membuktikan bahwa debat ini bukan semata tentang menang atau kalah, melainkan tentang kematangan gagasan dan sportivitas.
Debat ini bukan akhir, melainkan titik awal dari partisipasi aktif para anggota CSSMoRA dalam menentukan arah gerakan. Siapa yang layak memimpin? Program siapa yang lebih menjawab tantangan zaman? KPU CSSMoRA UIN Walisongo 2025 memberi Anda kesempatan untuk memilih, bukan sekadar menyaksikan.
Satu hal yang pasti, CSSMoRA UIN Walisongo sedang menulis sejarahnya sendiri. Dan Anda adalah bagian dari pena yang menentukan paragraf berikutnya.

![]()