CSSMoRA UIN Walisongo Gelar Rukyatul Hilal di Pantai Kartini Jepara: Hilal Tak Tampak, Diputuskan Istikmal

jepara1
jepara2
jepara3
jepara4
previous arrow
next arrow

Pada ahad, (11/03/2024). CSSMoRA UIN Walisongo mengadakan kegiatan rukyatul hilal di Pantai Kartini Jepara. Berdasarkan pengamatan anggota CSSMoRA dan beberapa pelaksana rukyat tidak mengidentifikasi keterlihatan hilal dikarenakan cuaca mendung. Hal tersebut juga didukung oleh data hisab dari tim hisab CSSMoRA yang mengatakan bahwa tinggi hilal masih di bawah standar kriteria visibilitas hilal MABIMS, oleh karena itu tidak terjadi adanya isbat hilal terlihat.

Melaksanakan rukyatul hilal haruslah ditempat-tempat yang strategis agar lebih mudah dalam melihatnya, Salah satu titik pelaksananya adalah di Pantai Kartini Jepara. Bukan hanya itu, dalam kegiatan tersebut, CSSMoRA mengirim beberapa anggotanya untuk ikut mengamati rukyatul hilal di beberapa titik rukyah, seperti di Planetarium UIN Walisongo, Pelabuhan Kendal, Pantai Mangunharjo Mangkang dan Pantai Kartini Jepara.

Pengamatan hilal di Pantai Kartini Jepara masih tergolong sepi (peminatnya), hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengamat yang hadir. Meskipun begitu kegiatan ini juga dihadiri oleh LFNU (Lembaga falakiyah Nahdlatul Ulama) Jepara dan UNISNU (Universitas Islam Nahdlatul Ulama) Jepara yang juga ikut meramaikan pengamatan di Pantai Kartini.

Tujuan utama diadakannya acara ini adalah untuk melaksanakan hisab rukyah bulan Ramadhan yang telah dicantumkan dalam proker tahunan CSSMoRA UIN Walisongo dan sekaligus mengajak anggota CSSMoRA untuk turun langsung kelapangan melaksanakan rukyatul hilal, hal tersebut disampaikan oleh Wahyudi Arafah sebagai ketua pelaksana kegiatan rukyah di Pantai Kartini Jepara.

“adanya kegiatan ini selain melaksanakan proker pengurus, kami membuat beberapa kelompok tim rukyah yang disebarkan ke lapangan untuk melaksanakan rukyat dan mengajak anggota untuk turun langsung melaksanakan rukyatul hilal”

ujarnya.

Tak hanya itu ia juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberi pengalaman serta wawasan yang lebih luas, sehingga bisa menjadi ajang belajar langsung dilapangan, mengamati dan meneliti hilal oleh anggota CSSMoRA UIN Walisongo.

“Semoga dengan kegiatan ini memberi pengalaman dan wawasan baru kepada kita semua”

imbuhnya dalam wawancara ditempat setelah pelaksanaan rukyat.

Oleh : Heim Muhammad

Loading

Penentuan Awal Bulan Ramadan 1445 H di Planetarium UIN Walisongo

planet1
planet2
planet3
PlayPause
previous arrow
next arrow

CSSMoRA UIN Walisongo – Minggu (10/03/2024) Planetarium UIN Walisongo Semarang, melaksanakan kegiatan Rukyatul Hilal dalam rangka penentuan awal bulan Ramadan 1445 Hijriah. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak yang terkait, seperti Kemenag Jateng, MUI Jateng, Pengadilan Agama, ormas dan para perukyat termasuk CSSMoRA UIN Walisongo.

Acara dibuka dengan simulasi Rukyatul Hilal di Ruang Show Planetarium. Ahmad Syifaul Anam, selaku kepala Planetarium UIN Walisongo menyampaikan pentingnya kegiatan Rukyatul Hilal dalam menentukan awal bulan Ramadan bagi umat Islam. Di Ruang Show tersebut disajikan fenomena matahari tenggelam dan simulasi pengamatan hilal dalam penentuan awal bulan Ramadhan.

“Penentuan awal Ramadhan tahun ini berpotensi kembali berbeda, menurut data astronomis kemungkinan posisi hilal terlihat sangat kecil, bahkan memungkinkan gagal terlihat atau sama sekali tak terlihat. Faktor perubahan fase ini dipengaruhi oleh hubungan rotasi matahari dengan bumi juga keadaan cuaca”

Jelas Ahmad Syifaul Anam.

Setelah proses simulasi Rukyatul Hilal selesai, para peserta diarahkan ke tempat pengamatan hilal. Sebelum melakukan pengamatan Bapak Ihtirozun Ni’am memeberikan arahan mengenai pengamatan hilal. Pada pengamatan kali ini kemungkinan hilal tidak terlihat, dikarenakan cuaca mendung, setidaknya dapat kita pertimbangkan dua hal yang pertama, kondisi fisik hilalnya. Kedua kondisi latar belakangnya. Pertama dari kondisi fisik hilalnya, hilal sore hari ini ketinggiannya cukup rendah kurang dari 1 derajat, yaitu di kisaran setengah derajat artinya posisinya sangat rendah sudah dekat dengan ufuk tidak sampai 4 menit sudah terbenam hilalnya.

Dengan kondisi ketinggian seperti itu kemudian jarak dari matahari elongasinya kisaran 2 derajat tidak sampai 6,4 derajat, artinya jika kita lihat formulasi kriteria Imkan Nur rukyat Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dengan elongasi minimum 6,4 derajat, tinggi minimum 3 derajat, ini masih sangat jauh di bawahnya. Kedua dari latar belakang kondisi langitnya kebetulan sekarang sangat mendung.

“Menurut aspek fisik hilalnya kemudian aspek mendung yang ada di langit mengakibatkan kemungkinan teramati hilal itu sangat susah”

Jelas Ihtirozun Ni’am.

Berdasarkan data yang terkumpul, hilal pada Minggu, 10 Maret 2024 tidak terlihat sehingga bulan Sya’ban di istikmalkan menjadi 30 hari. Begitupun dengan Kementrian Agama RI tetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Selasa, 12 maret 2024.

Antusiasme para peserta rukyat membuat situasi di tempat pengamatan terlihat ramai.

“Menurut saya pengamatan hilal di Planetarium UIN Walisongo sangat berkesan karena dipandu oleh Pakar Falak yang berpengalaman dibidangnya dan yang bikin beda itu ada show simulasinya dan juga diliput stasiun TV Nasional yang mana jadi kebanggaan begi yang mengikuti acaranya”

Ujar Zaki selaku peserta Rukyatul Hilal.

Acara ditutup dengan do’a bersama dan harapan agar bulan Ramadan yang akan datang menjadi bulan yang penuh berkah bagi umat Islam. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi umat dan ilmu pengetahuan.

Oleh : Wika Winanta

Loading

Kegiatan Pengamatan Rukyatul Hilal 1 Ramadhan 2024: Kolaborasi CSSMoRA UIN Walisongo Semarang dan Kemenag Kabupaten Kendal dalam Penentuan Awal Puasa

kendal2
kendal1
kendal3
kendal4
kendal5
previous arrow
next arrow


Pada hari Ahad, tanggal 10 Maret 2024 CSSMoRA UIN Walisongo Semarang dan Kemenag Kabupaten Kendal mengadakan kegiatan pengamatan Rukyatul Hilal untuk penentuan 1 Ramadhan (awal puasa ) yang berada di pelabuhan Kendal, Berdasarkan pengamatan anggota rukyah CSSMoRA UIN Walisongo Semarang dan beberapa pelaksana rukyat hilal tidak mengidentifikasi keterlihatan hilal, dikarenakan cuaca sangat mendung. Hal tersebut juga didukung oleh data hisab dari tim hisab CSSMoRA yang mengatakan bahwa tinggi hilal masih di bawah standar kriteria visibilitas hilal MABIMS, yang mana hilal masih berada di ketinggian 1 derajat serta lamanya hilal diatas ufuk hanya berkisar 3 menit 22 detik, kemungkinan juga hilal sangat susah dilihat oleh pengamat.

CSSMoRA UIN Walisongo Semarang mendelegasikan anggotanya ke beberapa titik rukyah. Salah satunya berlokasi di Kendal yang berjumlah 22 mahasiswa dari Prodi Ilmu Falak, Prodi Teknologi Informasi. HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) prodi Ilmu Falak juga turut hadir dalam kegiatan ini. Perlu di ketahui bahwasanya seluruh anggota CSSMoRA UIN Walisongo telah dibagi dan di sebarkan untuk melaksanakan rukyatul hilal di berbagai daerah jawa tengah yang telah ditetapkan menjadi objek titik pelaksanaan Rukyatul hilal penentuan 1 Ramadhan 2024 diantaranya yaitu Pantai Kartini Jepara , Observatorium UIN Walisongo Semarang, Pantai Mangunharjo Mangkang dan Pelabuhan Kendal.

Pengamatan hilal di Pelabuhan Kendal sangat ramai pengunjungnya (peminatnya), hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengamat yang hadir. kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal, Ir Sugiono, M.T., Kepala Kantor Kendal, Dr. Mahrus, Pengurus MUI Kendal, Ketua PCNU Kendal, Dr. h.Mukh. Mustakim, S.Ag., M.S.I., Ketua LDII Kabupaten Kendal HM Santoso Abdul Manan, S.E, dan Para pemimpin organisasi keagamaan lainnya, tim LFNU ( Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama’), Tim Badan Rukyah Kabupaten Kendal, Ulil Abshor, S.H.,Sy., M.h., Dosen UIN Walisongo Semarang , dan para pemimpin pondok pesantren Kendal .

Esensi dari kegiatan ini selain untuk melaksanakan hisab rukyah bulan Ramadhan sesuai dengan rencana kerja tahunan CSSMoRA UIN Walisongo, juga mengajak anggota CSSMoRA untuk aktif terlibat dalam melaksanakan rukyatul hilal di lapangan. Muhaimin Thohri, sebagai ketua pelaksana kegiatan rukyah di Pelabuhan Kendal, mengungkapkan bahwa

“kegiatan ini bukan hanya bagian dari agenda pengurus, tetapi juga melibatkan pembentukan beberapa tim rukyah yang akan bergerak ke lapangan untuk melakukan rukyat dan mengajak anggota untuk berpartisipasi langsung.”

Selain itu, ia berharap kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dan pemahaman yang lebih mendalam kepada para peserta, sebagai kesempatan untuk belajar, mengamati, dan melakukan penelitian tentang hilal bersama CSSMoRA UIN Walisongo. Dalam wawancara setelah pelaksanaan rukyat, Muhaimin Thohri menambahkan bahwa harapannya adalah agar kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi semua peserta.

Oleh: Muhammad Ais Nur Rizqi

Loading

RUKYATUL HILAL

Marhaban Ya Ramadhan

Guna memperingati masuknya bulan ramadhan mahasiswa PBSB UIN Walisongo mengadakan rukyatul hilal.

Rukyatul hilal merupakan usaha melihat atau mengamati hilal di tempat terbuka dengan mata telanjang atau dengan peralatan pada sesaat terbenamnya matahari menjelang bulan baru dalam system penanggalan kamariah. Apabila hilal atau bulan terlihat ketika observasi dilakukan maka pada saat itu sudah masuk pada tanggal 1 bulan baru, sedangkan apabila hilal tidak terlihat maka bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari. Pengamatan ini biasanya dilaksanakan pada tanggal 29 setiap akhir bulan kamariyah.

Rukyatul hilal yang dilaksanakan oleh mahasiswa PBSB UIN Walisongo dilaksanakan 5 titik yaitu:
1. Observatorium UIN Walisongo
2. Masjid Agung Jawa Tengah
3. Pelabuhan Kendal
4. Pantai Kartini
5. Institut Teknologi Sumatera (ITERA)

Kegiatan sangat didukung oleh pengelola PBSB UIN Walisongo Bpk. Muhammad Munif M.Si. menurut beliau kegiatan ini sangat baik dilaksanakan oleh anggota PBSB UIN Walisongo untuk mengasah skill serta menambah pengalaman praktik dilapangan.

Kegiatan rukyatul hilal ini dilakukan oleh seluruh anggota aktif CSSMoRA UIN Walisongo mulai dari angkatan 2018, 2019, dan angkatan terbaru 2021.

Kegiatan rukyatul hilal yang dilaksanakan oleh mahasiswa PBSB UIN Walisongo yang bekerjasama dengan pihak Fakultas dan beberapa pihak lainnya ini dihadiri oleh banyak pihak. Mulai dari hakim Pengadilan Agama, Hakim Pengadilan Tinggi Agama, Muhamadiyah, Nahdhatul Ulama, BMKG, LP2M, serta berbagai media cetak dan elektronik serta radio seperti kompas, Metro tv, RRI, Suara Merdeka, dan masih banyak lagi.

Dari kelima lokasi yang dijadikan titik pengamatan oleh mahasiswa PBSB UIN Walisongo sangat disayangkan semuanya tidak dapat melihat hilal dikarenakan kondisi cuaca yang tidak mendukung baik dikarenakan oleh mendung, maupun awan tebal yang menyelimuti ufuk bagian barat dekan dengan lokasi terbenamnya matahari dan munculnya hilal.

Diharapkan melalui kegiatan rukyatul hilal ini diharapkan seluruh anggota aktif CSSMoRA UIN Walisongo dapat memperoleh manfaat dan wawasan yang luas.

-Red Departemen Hubungan Dalam

Loading